Monday, October 02, 2006

Berpuasa Sambil Berjualan Buku Islami

Solihin Syam, warga Jl Wonocatur, 419 Banguntapan, Bantul, punya resep sendiri selama bulan Ramadhan. Sembari menunggu buka puasa, dirinya menjual buku-buku Islami di Masjid Diponegoro, Yogyakarta.

Dengan mobil pribadinya, dia berniat menjual buku Islami di masjid hingga akhir bulan Ramadhan. Setiap hari dia membawa 360 judul buku dengan harga berkisar Rp.5.000 hingga Rp 136 ribu. Setiap tahun, ketika bulan Ramadhan, korban gempa itu selalu mengisi waktu dengan berdagangan buku.

Buku-buku yang dijual diatata rapih di dalam bak mobilnya, dan sebagian kecil dia tata di dua meja yang panjangnya sekitar tiga meter. Tahun ini, dia menjual buku ke kota Yogyakarta karena pasar buku di daerahnya (Bantul) lagi sepi. Konsumen buku di Toko Galaxy Ikhwah Group miliknya yang ada di Jl Wonocatur 419 juga belum pulih paska tragedi bencana gempa 27 Mei lalu.


Dirinya pun memilih berjualan buku ke kota Yogyakarta, dan memilih masjid Diponegoro sebagai tempat untuk menjajakan buku Islami. “Dari pada tidak ada kegiatan saya gunakan waktu selama bulan ramadhan ini untuk berjualan buku di sini (masjid Diponegoro). Kalau lagi tidak ada konsumen saya pakai untuk membaca al-quran.”

Buku-buku Islami yang dijual ternyata cukup laris. Setiap hari, dia mampu menjual 10-20 eksemplar. Buku yang paling diminati antara lain berjudul ”Keajaiban Sholat Subuh” karangan Imad Ali Abdul Sami Husain dan buku berjudul “Misteri Shalat Subuh” karangan Dr. Raghib As-Sirjani. “Minat baca masyarakat terhadap buku Islami pada bulan ramadhan biasanya tinggi, terutama untuk buku-buku Islami.”

Sehari-hari, Solihin memang berprofesi sebagai agen buku Islami. Tetapi selama bulan Ramadhan dia mengecer sendiri buku-buku Islami, dan memilih salah satu lokasi masjid untuk menjajakan buku-buku Islaminya. Buku Islami dagangannya dia dapatkan dari pecetakan di berbagai daerah di luar Yogyakarta seperti seperti percetakan dari Solo, Bandung dan Jakarta.

Dagangannya selalu dikerubungi konsumen, terutama oleh orang-orang yang sedang menjalankan ibadah di masjid, tempat dimana dia menjajakan bukunya. Sehabis sholat biasanya, para muslim mendatangi pajangan buku yang dia tata rapih. Meskipun tidak semua yang datang membeli buku, tetapi hanya melihat-lihat saja. (sulistiono)

No comments: